tulisan berjalan

“Teruntuk Sebuah Nama, yang terukir di prasasti kehidupan; pemberi warna di lembaran perjalanan waktu; pelengkap ruang kosong bernama Coste Sinistra; Teruntuk Sebuah Nama, Yang terucap lirih dalam sujud; kuikat cintaku dalam sucinya mahligai pernikahan; kusimpan rinduku hanya untuk putihnya perkawinan; dan kuukir sayangku di keeratan pertautan jiwa abadi; Teruntuk Sebuah Nama; Aku mencintaimu karena Allah).

Sabtu, 25 Juni 2011

Detik-detik menuju tanggal pernikahan

Tanggal 24 Juli 2011? tanggal itu bukan tanggal nasional, bukan pula tanggal istimewa bagi banyak orang lain disana... tanggal sangat biasa bagi orang lain tetapi itu sangat luar biasa bagiku... karena itu tanggal yang akan memberiku suatu warna nyata dalam kehidupan.. tanggal sakral dimana aku akan melangsungkan pernikahan

Dimanakah hadirnya tanggal 24 Juli 2011 itu muncul? Mari kita runtut masalahnya... hari itu pada bulan Januari, saat aku berada di Riau Silip, Bangka. Aku menyatakan kepada pria itu bahwa aku akan menikahi putrinya.. Tidak mudah memang aku mengatakan itu, karena untuk mengatakannya saja diperlukan waktu yang begitu lama dihadapannya...

Kesepakatan kami berujung dengan ditetapkannya bulan sebelum puasa adalah bulan dimana hari pernikahan kami. Setelah terhitung diantara tanggal di bulan tersebut maka tanggal 17 Juli 2011 ditetapkan sebagai hari pernikahan kami... Tanggal tersebut kemarin baru kami sadari bahwa itu merupakan tanggal pertama kali aku menyapanya... tepatnya pada tanggal 17 Juli 2007.. di sebuah jejaring social...

Perjalanan kami saat itu ke tanggal pernikahan begitu mulus dan sesuai rencana... tidak ada masalah apapun yang berarti yang kami hadapi.. hingga pada bulan setelahnya ayahku (the super hero for me) pergi meninggalkan kami didunia ini... Semua tergoncang, rencana2 itu belumlah selesai... (akan ku tuliskan rencana-rencana itu di tulisanku selanjutnya) termasuk rencanaku di hari pernikahanku...
Ibuku yang bersedih hingga adikku yang tidak menyangka harus ditinggalkan ayahnya secepat itu...

Dan diriku hanya bisa merenung dan berjanji akan meneruskan rencana ayahku...

Ternyata efek dari kejadian tersebut menimbulkan ketidak-pastian di rencana pernikahan kami.. dari tidak jadi menikah, mengundur pernikahan serta mengundurkan diri dari pernikahan dengannya sempat terfikir oleh kami...

Namun ternyata semua itu dapat kami lewati... terima kasih yang sangat besar kepadanya, calon iistriku, dan kepada ayah-ibunyanya ,calon mertuaku yang selalu memberikan kepercayaan besar kepadaku untuk dapat menyelesaikan semua ini dibalik semua kekuranganku...

Pada tanggal 12 Mei 2011, namaku tercantum dalam suatu Diklat pada tanggal 17 Mei 2011 s.d. 22 Juli 2011... Itu berarti jika aku tetap ikut Diklat aku akan melewatkan hari pernikahanku pada tanggal 17 Juli 2011.. Sejenak aku berfikir dan akan tidak mengikuti diklat tersebut...

Pada saat itu juga aku menelepon kepada ayahnya unntuk memberikan kabar padanya, aku mengatakan bahwa aku ikut Diklat dan akan mengundurkan diri... Namun ayahnya berpikirian lain dan mengatakan pernikahan kami lebih baik di undur saja... entah itu diundur satu minggu, satu bulan ataupun satu tahun... Dan setelah mengalami negosiasi panjang, akhirnya diputuskan pernikahan kami menjadi tanggal 24 Juli 2011.. Tanggal menuju detik-detik pertautan abadi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar