tulisan berjalan

“Teruntuk Sebuah Nama, yang terukir di prasasti kehidupan; pemberi warna di lembaran perjalanan waktu; pelengkap ruang kosong bernama Coste Sinistra; Teruntuk Sebuah Nama, Yang terucap lirih dalam sujud; kuikat cintaku dalam sucinya mahligai pernikahan; kusimpan rinduku hanya untuk putihnya perkawinan; dan kuukir sayangku di keeratan pertautan jiwa abadi; Teruntuk Sebuah Nama; Aku mencintaimu karena Allah).

Jumat, 29 April 2011

menikah dari sisi saya dn wanita

what do you think about marriage?

saya disini hanya menilik pandangan saya sebagai wanita
maaf buat kaum dilur kaum saya
mungkin saya tidak mengerti anda untuk saat ini
jadi dari pada saya salah
mendingan anda dan kaum kalian tidak saya cantumkan di sini.

apakah yang anda pikirkan tentang sebuah pernikahan?
ikatan?
halal?
janji sehidup semati?
dapet uang bulanan?
punya sponsor utama belanja gratis?
teman tidur?
teman hang out?
atau teman berantem?

apapun yang anda pikirkan tentang menikah silahkan dijawab di dalam hati saja.
buat saya menikah adalah fase tersulit dalam hidup.
ketika saya harus meninggalkan zona nyaman hidup saya.
bagaimana tidak?
saat ini saya merasa sangat nyaman dengan apa yang saya miliki.
saya memiliki kedua orang tua yang sangat menyayangi saya
memberi saya makan,minum,fasilitas,pendidikan dsb tanpa pamrih
mereka menjaga saya agar tidak kekurangan apapun
baik materi maupun kasih sayang.
atau hal lainnya adalah keluarga inti saya
semua adik - adik saya adalah partner terbaik dalam hidup saya
mereka adalah orang - orang yang sangat mengerti karekteristik saya
sebagai satu - satunya saudara perempuan mereka.
mereka tau kapan saya marah
hal apa yang membuat saya marah
kapan saya senang, kapan saya menangis dan kapan saya benar - benar tidak mau diganggu
mungkin tidak berlebihan kalau saya katakan mereka adalah yang terbaik untuk saya saat ini

dan kembali ke topik pernikahan
apa yang saya pikirkan tentang menikah?
bagi saya
menikah berarti mengambil resiko seperti mempertaruhkan nasib di meja judi.
50:50
yang kita pertaruhkan adalah nasib kita (harta)
dan yang kita mainkan adalah pasangan kita (kartu).
mendapatkan pasangan yang baik berarti mendapat kartu full house dan berarti menang (bahagia).
dan bila mendapat pasangan tidak baik berarti mendapat kartu jelek dan berarti kalah (menderita).
perbedaan perjudian dan pernikahan adalah didalam menikah tidak ada istilah seri.
karena tidak ada yang namanya abu- abu dalam hidup.
memilih putih berarti putih
memilih hitam berarti hitam.

TENTANG MENIKAH
masih banyak hal yang saya takutkan dalam pernikahan.
yaitu meninggalkan zona nyaman tadi.
saya merasa masih belum siap menghadapi dunia baru yang entah comfort zone atau uncomfort zone
ketika saya memutuskan menerima sebuah proposal dan merencanakan pernikahan
keragu-raguan itu akan semakin besar.
apakah anda juga merasakan hal yang sama?
(this question for ladies only)
are you really the one?
saya takut pasangan saya tidak bisa mengerti saya ataupun saya yang tidak mengerti dia
saya takut tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga baru saya
saya takut dengan LONG DISTANCE RELATIONSHIP AFTER MARRIAGE yang akan kami hadapi nanti.
saya takut perbedaan suku dan budaya menghambat proses adaptasi antara saya, dia dan keluarga kami.
saya takut saya tidak bisa menjadi istri yang baik untuk dia.
saya takut saya tidak bisa menjaga penampilan saya ketika saya sudah disibukkan dengan urusan rumah tangga
saya takut menjadi gendut setelah memiliki anak dari dia
saya takut kekurangan dari segi materi ketika mengambil keputusan menikah
saya takut dia lupa diri ketika dia mencapai puncak kejayaannya setelah menikah nanti
saya takut jika saya tidak bisa menjaga dia hingga sewaktu-waktu dia bisa saja pergi dari saya dan keluarga kami
saya takut dengan yang namanya perceraian
saya takut tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi anak - anak saya nanti
saya takut menjadi janda jika dia mati lebih dulu dari saya.
saya takut tidak bisa menjadi single parent tanpa dia
saya takut dan takut....

mungkin saya lebay
tapi itulah sedikit ketakutan saya yang ingin saya bagikan kepada anda.
wanita mungkin rumit
tapi itulah kami.

dibalik indahnya semua rencana kami tentang pernikahan
kami juga menyisipkan ketakutan - ketakutan ini dalam hati kami.
seperti saat ini
ketika pelaminan sudah dipersiapkan
ketika tanggal mainnya sudah ditentukan
ketika baju sudah di fitting
ketika undangan sudah mulai mau dicetak
ketika daftar tamu sudah menunggu
ketika beraneka ragam jenis makanan sudah direncanakan
tetap saja saya merasa ragu
benarkah saya akan menikah?
benarkah semua persiapan ini untuk saya?
bagaimana jika terjadi sesuatu di tengah2 jalan dan saya gagal kawin?


tetapi saya bersyukur
tuhan menganugerahkan saya pasangan yang selalu menguatkan saya
saya belajar banyak dari dia
pasangan saya adalah salah satu pria pemberani yang saya kenal
di zaman sekarang ini, saya sudah jarang menemukan pria yang mau menikah muda.
tetapi dia adalah salah satu pria langka itu.
dulu saya adalah wanita idealis yang memasang target akan menikah ketika berusia 25 saja.
saya tidak mau menikah muda
saya juga tidak mau memiliki suami yang seumuran dengan saya.
dia minimal lebih tua 3 atau 4 tahun dari saya.
alasannya simple saja
saya ingin pria dewasa yang menjadi suami saya.
tapi tuhan berkata lain.
dia berikan saya pria yang seumuran dengan saya
dan Dia pertemukan kami dalam waktu yang menurut saya waktu itu belum tepat (masih kuliah)

pria yang mengajarkan saya tentang pentingnya pernikahan
pria yang tidak mengajak saya pacaran
tapi langsung menikah
ORANG GILA...

dan mungkin pada saat itu saya pun sudah lelah berpetualang hati.
hingga saya menerima proposalnya.
menikah...
sejak awal membangun komitmen
kata itulah yang selalu kami cam kan dalam hati
kami bukan pasangan biasa
kami mungkin masih muda
tapi kami mau menikah
apapun resikonya.

sampai saat tulisan ini saya buat
sejujurnya saya masih ragu dan takut menikah
tapi setiap saya ingat dia
maka ketakutan - ketakutan itu akan hilang dengan sendirinya
berganti dengan harapan indahnya pernikahan
harapan memiliki pasangan hidup
memiliki tempat berbagi ketika sedih dan bahagia
memiliki tempat bersandar ketika terjatuh oleh terpaan kehidupan
berbagi suka duka walaupun ada jarak diantara kami
atau harapan memiliki keturunan yang entah akan mirip siapa
saya atau dia?
memiliki rumah idaman? yang sederhana tapi penuh kasih sayang
atau merasakan cemburu ketika dia lebih mementingkan pekerjaannya dari saya dan keluarga
merasakan bangganya menjadi istri yang bisa memberikan masakan terbiknya untuk keluarga
SAYA INGIN MERASAKAN SEMUA HAL INDAH ITU.
DENGANNYA...

amin...
Selengkapnya...

Senin, 25 April 2011

Kundi di mataku

pertama kali menginjakkan kaki di tanah ini, aku merasa begitu asing.
ini tanah airku, satu daerah denganku, satu pulau, satu rumpun, satu budaya...
tapi tetap saja A.S.I.N.G

suasana tanah gersang dan hamparan pasir di halus di setiap halaman rumah penduduk
makin menguatkan kesan pantai dan pesisir daerah ini.
hembusan angin panas dan teriknya matahari makin membuat gerah tubuh dan pikiran semua orang.
ku pandangi alam sekitar.
biasa saja...
kujejaki anak2 tangga sebuah gedung bercat kuning yang nantinya akan menjadi rumah keduaku
sedikit deg-degan..
suasana baru
teman-teman baru
lingkungan baru
pekerjaan baru...

hari demi hari berlalu begitu saja tanpa terasa..
aku pun sedikit demi sedikit mulai beradaptasi dengan lingkungan ini.
aku menyukai pola masyarakatnya
aku menyukai karamahtamahan mereka
aku menyukai indah alamnya
aku menyukai seafoodnya
dan aku menyukai semuanya...
kecuali keterbatasan sinyal dan listrik.

pernah aku menyusuri jalan ke arah belakang rumah dengan temanku.
kami pun tak tahu akan kemana.
biarlah...
kalaupun sesat nanti bisa balik arah.
dan subhanallah...
antara percaya dan tidak percaya melihat keadaan di sana.
aku baru menyadari kalau masyarakat disini begitu menyukai alam.
sampai2 jarak antara rumah dengan laut tidak sampai 100 meter.

otak ku pun berpikir.
seandanya saja ada tsunami, mungkin aku dan penduduk di sini akan mati duluan.
kita tiddak akan sempat berlari.
karena kita tepat berada di pesisir.
PESISIR...
mengerikannnnnn.....!!!!

ku arahkan motorku ke jalan lain yang ntah menuju kemana lagi
dan dengan sendirinya kami terdaampar di dermaga.
subhanallah...indah...
saat melangkahkan kaki di jembatan kayu selebar 1,5 meter dan sepanjang puluhan meter nmenuju tengah laut.
peraasaanku sedikit takut.
takut kalau tiba2 kayunya ambruk dan aku akan langsung jatuh ke laut. 
mungkin akan tertancap di tajamnya akar2 bakau
atau terperosok ke dalam lumpur hisap
atau terbawa arus laut ke pulau lain.
seraaaaaaaaaaammm....

sampai diujung kembatan, aku menuruni anak tangga menuju air laut.
sebenarnya ingin mencelupkan kaki ke air laut,
tapi aku ragu
melihat air laut yang biru kecoklatan
dan riak gelombang kecil menyapu anak tangga
membuatku mengurungkan niat.
aku takut tenrbawa arus
aku takut dimakan ikan
aku takut mati
(norak.com)

tepat di depan mata
sebuah pulau terbentang indah
aku lupa namanya
konon katanya, pulau itu banyak hantu.
orang2 masih takut pergi ke sana
tapi ada juga orang2 ke sana untuk pramuka atau sejenisnya
tentunya dengan pengawasan ketat.
untuk mencapai pulau itu, harus naik perahu nelayan.
atau mungkin memakai sampan.
yang beraarti bagiku bermakna T.I.D.A.K

waktu kecil aku pernah diajak keluargaku ke sebuah pulau yang aku aku lupa namanya.
naik kapal juga.
mengerikan saat melihat air masuk ke dalam kapal.
walaupun sedikit tetap saja menakutkan.
apalagi naik sampan,
benar2 mengerikan.
cukuplah saja waktu dipalembang merasakan naik sampan.
tidak akan kuulangi lagi disini.

kundi sebenarnya nama sebuah pohon
dan di pantai inilah aku bisa menemukan pohon kundi.
yang kemudian nama pohon ni dijadikan nama desa oleh masyarakatnya.
desa kundi merupakan desa baru hasil pemekaran wilayah kundi.
wilayah kundi dimekarkan menjadi 3 desa karena penduduknya yg banyak.
desa kundi (itu sendiri), desa bukit terak, dan desa air menduyung.
dan aku sekarang menempati bagian desaa kundi
tepatnya jalan AMD.

akses menuju kundi bisa ditempuh melalui 2 arah.
kundi-mentok melewati jalan belo laut
kundi-pelangas melewati jalan simpang tiga.
ada sebuah tempat yang sangat aku sukai di sepanjang jalan menuju mentok via belo laut.
sabana 
iah...sabana
ada sabana di sini.
sabana dengan pasir putih, rumput - rumput pendek berwarna kuning dan hijau.
pepohonan yang jarang2, tapi ribun dan cantik
jalanan beraspal yang lurus dan sepi
dan sesekali ada sensasi dari ular - ular nekat yang menyeberangi jalan aspal dan mengagetkan
pengguna jalan raya termauk aku.
persis seperti di afrika.
sudah beberapa kali aku bertemu ular nekat di jalan.
membuatku merasa simalakama.
di tabrak takut ularnya gigit kaki
ngerem mendadak takut jatuh
menghindar jaraknya sudah terlalu dekat dan kecepatannya terlalu tinggi.
jadi biasanya aku pasrah saja
sedikit menarik napas, membaca bismilah, dan berteriak sekencang - kencangnya
kadang2 nasib ular itu bagus sehingga lolos dari jepitan ban motorku
tapi pernah juga dia bernasib naas dan terlindas ban motorku.
saban memang indah, memiliki banyak cerita.
kata ibuku, sabana memang sarang ular.
karena pertemuan antara pasir kering dan aliran air.

aku pernah membayangkan ingin pre wedding disini karena alamnya cantik sekali
tapi aku juga sangat memikirkan keselamatanku
bisa2 aku mati gara2 dipatuk ular sebelum beneran nikah.
so i said NO...
mendingan ngga pre wedding sama sekali.

atau pernah suatu kali aku berjalan ke arah jembatan sukal..
jembatan yang dibawahnya mengalir air payau berwarna coklat keruh.
di tempat inilah para pedagang sea food berkumpul
mulai dari kerang dara, lokan pasir, lokan bakau, kepiting rajung, berbagai jenis ikan sampai kepiting hitam ada disni.
aku adalah salah satu penggemar kepiting
tapi sayang keterampilan tanganku tidak seimbang dengan keahlian lidahku.
jadi aku jarang membeli kepiting karena aku tidak bisa mengolahnya.
biasanya aku lebih senang membeli kepiting untuk dibawa pulang ke rumah
biar ibuku saja yang memasak.
lebih terjamin rasanya..

disuatu tempat tepatnya rumah penduduk di sini
aku melihat anak kecil memakan lobster.
kelihatannya enak sekali.
kebetulan saat itu aku puasa.
ngiler.com
tapi sayang sekali..
lobster sebesar dan sesegar itu cuma direbus pakai garam saja.
temanku sangat protes dengan cara memasak mereka.
lobster itu diluar sana bisa sangat mahal.
apalagi masuk restoran, bisa ratusan ribu.
disini???
lobster disia-siakan.
karena kami lihat anak2 itu tidak pintar memakannya.
mereka membuang2 daging lobster seenaknya.
ya tuhannn..... andai saja saat itu aku tidak puasa.
pasti aku akan minta.
hehehehehehe.....

aku pernah diberikan cumi-cumi sepanjang 30-40 cm lah
seorang bapak2 menggedor rumahku subuh2.
ternyata cuma mau memberikan cumi2 untukku.
alhamdulilah...
sebenarnya ku tidak begitu suka cumi.
soalnya aku suka pusing setelah memakannya dlm jumlah berlebih. hehehehe...
tapi aku sangat menyukai cumi bakar.
rasanya gurih, manis dan agak sedikit pahit.
enak sekali dimakan dengan saos sambal.

kundi oh kundi...
bercerita tentangmu takkan cukup dalam waktu semalam.
begitu banyak hal indah tentangmu.
saat ini tidak ada lagi protesku seperti mas awal2 aku datang kesini.
harapanku dan masyarakatnya cuma satu.
SEMOGA LISTRIK CEPAT MASUK KE SINI.
amin...
Selengkapnya...