tulisan berjalan

“Teruntuk Sebuah Nama, yang terukir di prasasti kehidupan; pemberi warna di lembaran perjalanan waktu; pelengkap ruang kosong bernama Coste Sinistra; Teruntuk Sebuah Nama, Yang terucap lirih dalam sujud; kuikat cintaku dalam sucinya mahligai pernikahan; kusimpan rinduku hanya untuk putihnya perkawinan; dan kuukir sayangku di keeratan pertautan jiwa abadi; Teruntuk Sebuah Nama; Aku mencintaimu karena Allah).

Kamis, 19 Mei 2011

BABAK 1

waktu itu, entah hari apa, tanggal dan tahun berapa, akupun sudah lupa..
tapi yang pasti aku sedang berada di fase adaptasi di kampus baruku
kampus terbaik di bidang kesehatan di kota bandung jurusan kebidanan.
yuhuuuuu...KEBIDANAN..

JURUSAN ANEH dimataku saat itu. ^.^
manusia sepertiku yang tidak punya minat dan bakat dibidang ini
bisa terdaftar sebagai salah satu mahasiswi kampus ini.
jujur saja, dalam lubuk hati kecilku
aku merasa kecewa dan tidak ada kebahagiaan sedikitpun.
hidupku berjalan seperti biasa, yang penting orang tuaku bahagia.
yup, aku bisa ada di sini karena mereka yang menginginkan aku di sini.



hari - hari pertama kulewati dengan rasa tertekan.
ternyata kampus ini begitu menyiksaku lahir batin.
galaknya senior, sikap pengajar, cueknya teman baru (sebenarnya ini karena aku sendiri yang cuek) sangat sangat menyiksaku.
hanya membayangkan kerja keras orang tua
dan dorongan semangat dari pacarkulah yang membuatku bertahan di kampus aneh itu.

hari itu aku ingat, hari-hari ketika aku masih baru bergabung di dunia friendster.
jejaring sosial yang sedang booming saat itu.
saat waktu kosong tiba,,kulangkahkan kakiku gontai, menapaki anak tangga menuju laboratorium komputer di lantai dua gedung tengah.
sebenarnya jarak antara kelasku dengan laboratorium komputer sangat dekat, hanya dibatasi selasar penghubung di lantai dua.
yang oleh kami mahasiswanya disebut jembatan cinta.
karena jembatan ini menghubungkan kami ke peradaban.
peradaban di sini maksudnya adalah dunia maya, maklum saja di kampusku baru tahun ini ada internet gratis
biasanya kami harus ke warnet kalau harus mengakses bahan kuliah atau sekedar membuka friendster
kami belum mengenal apa itu mahluk cantik dan pintar bernama modem
yang kami tau hanya speedy yang bisa diakses lewat telpon rumah.
dan untuk ukuran kampus kami tercinta
laboratorium dengan internet gratis adalah oasis di tengah padang pasir.
seperti SURGA (lebay mode on)

dan ketika laboratorium ini mulai beroperasi, kami seperti burung yang lepas dari sangkarnya, merasa sangat bahagia
merasa kalau kami adalah bagian dari dunia luar juga. sedikit lebay mungkin, tapi itulah kenyataannya.
tetapi untuk mengakses pintu surga (pintu lab com) itu tak bisa kami dapatkan dengan mudah, karena kunci laboratorium komputer selalu dipegang oleh kuncennya
pak **** (tak etis bila menyebutkan merk di sini).
untuk alasan privasi namanya saya ganti menjadi pak A.
kadang mahluk yang satu ini sangat baik, tapi tak jarang pula dia menolak mentah2 permohonan kami meminjam kunci lab.
karena kami jorok, karena kami suka merusak komputer, karena kami lupa mencabut stop kontak atau karena kami lupa mematikan AC.
dan kalau dia sedang galak, aku pun jadi takut.

kususuri anak tangga ke lantai satu menuju ruangan kerjanya, kuketuk dan kusapa dia dengan senyum terbaikku.
teman -temanku hanya mengekorku dari belakang, karena mereka enggan meminjam kunci langsung ke pak A, (KARENA SERING DITOLAK MENTAH2)
karena itu saat ini akulah yang jadi tumbal. sial..
akhir2 ini, pak andi selalu menolak setiap kali ada mahasiswa yang meminjam kunci lab, tapi hari ini aku memberanikan diri merengek meminjam kunci.
karena aku juga lagi keranjingan friendster. hohohoho....
dengan sedikit jurus menipu dengan alasan ada tugas penting yang dikumpulkan sore ini juga, pak A memberikan kunci lab padaku dengan syarat akulah yang
bertanggung jawab kalau ada kerusakan atau ada sampah di sana.
bagiku itu hanya persyaratan kecil.
ku ancam anak2 agar tidak makan di dalam lab, dan kucatat nama dan nomor meja mereka, hingga kalau ada kerusakan di meja tersebut,
si pemakainyalah yang akan kuadukan ke pak A. tentu saja anak2 setuju, karena memang teman2ku tidak memiliki jiwa perusak.
kami hanya ingin berselancar di dunia maya, mencari teman, menebar pesona lewat frienster.

ku ambil posisi di komputer nomor dua paling depan, karena menurutku posisi ini paling strategis.
di sini paling dekat dengan AC, layarnya terlindung sehingga tidak silau walaupun berselancar di jam siang seperti ini.
yang paling penting aku bisa melihat kemunculan dosen yang tiba2 masuk kelas,
kupasang kabel penghubung ke stop kontak, dan mulai memencet tombol power di CPU dan monitor layar datar di depanku.
tak lama kemudian komputer siap dioperasikan.
ku klik lambang mozila firefox di dekstop komputer dan kutunggu loadingnya yang agak sedikit lemot. (lemot yang diperhalus maksudnya)
ku masukkan alamat frienster dan mengetik email serta pasword pribadiku.
dan treeeeeeenggggg.....!!!
munculah profil friensterku yang lucu (menurutku sih..)hahahahahahaha....lol
kulihat tertimonial di sana, kulihat friend request,dan who views me..
seelah membalas beberapa testimonial dan mengconfirm teman baru, iseng2 kubuka message baru di sana
ternyata dari seorang cowok berinisial goenks...
singkat saja isinya (saya lupa tepatnya bagaimana tuh kalimat, tetapi lebih kurangnya seperti inilah)
"hai...temennya wiwit ya? salam kenal"
kutilik - tilik lagi fotonya, ya tuhan... ini salah satu teman yang baru saja aku confirm,
ku buka lagi profilnya, ternyata benar. feelingku mengatakan, mungkin ini salah satu teman wiwit yang notabene adalah temanku juga di kebidanan.
tak ada yang menarik setelah itu, iseng - iseng kubalas
"iah.. gw temen wiwit? slam kenal juga"
ku pikir setelah itu tak akan berlanjut, karena akupun tak ada niat untuk melanjutkannya. maklum saja status sebagai pacar orang mengikatku untuk setia
dan tak berpindah ke lain hati, bahkan tak berniat mendekati ke arah lawan jenis. ini adalah prinsipku..

setelah puas online bersama teman - teman, kami kembali ke kelas tetapi terlebih dahulu aku mengecek semua komputer.
kupastikan sudah dimatikan semua dan dicabut dari stop kontaknya, kumatikan remote AC dan kukunci kembali ruangan berharga ini.
kukembalikan kuncinya ke pak A dengan banyak ucapan terima kasih.
setelah itu aku melanjutkan hidupku kembali seperti biasa... kuliah.. belajar... tidur... ngerumpi.. pacaran.. dan begitulah seterusnya...

to be bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar